Jumat, 08 April 2011

Bekerjalah seolah engkau akan hidup selamanya......

Belajar mengkritisi sebuah kalimat / nasehat
Sewaktu SD kita pernah mendengar nasehat “beribadahlah seolah-olah kau mati esok, dan bekerjalah seolah-olah kau kan hidup selamanya.”
sebuah pesan untuk memompa motivasi kita dalam beramal dan berkarya. Pembaca sekalian pasti setuju dengan kalimat tersebut, terlepas dari perdebatan apakah kalimat ini hadist, bagaimana derajatnya (shohih atau dhoif), atau kalimat ini merupakan nasehat / petuah orang-orang sholih. Yang jadi masalah adalah bagaimana kita memahami kalimat tersebut.

Pertama,
Sewaktu kecil saya diarahkan untuk memahaminya sebagai berikut : “beribadahlah sekuat tenaga seakan-akan engkau mati esok, sehingga tak sempat lagi beramal sholih. Dan bekerjalah engkau sekuat tenaga seakan-akan engkau akan hidup selamanya, sehingga hasil kerjamu akan cukup untuk hidup selamanya.”
Kalau kita cermati, ada yang janggal dengan pemahaman ini :
  • Akan mendorong seseorang menjadi materialistis dan cenderung mengejar dunia.
  • Tidak logis, bagaimana mungkin seseorang yang merasa hampir mati dan sibuk untuk beribadah demi akhirat bisa bekerja keras dan bisa maksimal dalam mencari dunia.
Kedua,
Baru baru ini saya mendapat versi lain dalam memahami kalimat tersebut, yaitu : “beribadahlah sekuat tenaga seakan-akan engkau mati esok, sehingga tak sempat lagi beramal sholih.dan bekerjalah seakan-akan engkau akan hidup selamanya, sehingga jika hari ini belum maksimal hasil yang kau dapat, jangan terlalu bersedih, masih ada hari esok untuk mengupayakannya.

Saya pribadi lebih cocok dengan penjelasan kedua, sebab :
  • Sesuai dengan ajaran islam agar mendahulukan akhirat tanpa meninggalkan dunia sama sekali.
  • Lebih logis, seseorang bisa beribadah dengan tekun, dan meluangkan sedikit waktu untuk mengambil bagiannya di dunia ini.

Alloh berfirman :
Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka[468]. Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertaqwa. Maka tidakkah kamu memahaminya?(QS Al an'am 32)

[468]. Maksudnya: kesenangan-kesenangan duniawi itu hanya sebentar dan tidak kekal. Janganlah orang terperdaya dengan kesenangan-kesenangan dunia, serta lalai dari memperhatikan urusan akhirat.


Dan di surat .(QS.Al Qashash 77)

Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.

“Dan kejarlah akhiratmu, tanpa meninggalkan dunia”

1 komentar: