Sabtu, 19 November 2011

stroke.... MENGAPA HARUS TERAPI….?

 Adalah hal yang biasa ketika seseorang terkena stroke, maka hampir semua orang mengasihaninya, lalu menyarankan bermacam alternatif pengobatan. Sebagaimana kita tahu bahwa saat ini banyak sekali “pengobatan Alternatif” yang semua mengklaim nomor satu, tanpa efek samping, tanpa operasi, tanpa biaya….., eh kayaknya yang terakhir ini perlu klarifikasi lebih lanjut. Terdorong keinginan untuk segera pulih dari keterbatasan akibat stroke, pasien biasanya mengikuti saja apa saran mereka, dari minum sumsum kaki sapi, beremdam di sendang keramat, hingga ritual pengusiran roh halus. Pertanyaannya, apakah hal itu efektif ? dapatkah mengurangi keterbatasan gerak yang dialami pasien paska stroke…?

Ada sebuah cerita / testimony dari pasien yang kami rangkum.  Bapak SB 75th, seorang pensiunan TNI dengan Hemiparese kiri akibat penyumbatan pada salah satu pembuluh darah di otak kanan.
Beliau menjalani rawat inap lebih dari 2 minggu karena merasa kesulitan untuk menggerakkan anggota badan sebelah kirinya. Setelah kondisinya stabil, dilanjutkan rawat jalan dengan penanganan terpadu dari Dr spesialis saraf, dalam, rehab medik, dan tim Fisioterapi maupun Okupasi terapi.setelah 2 bulan menjalani terapi, beliau mulai lancar berjalan tanpa tongkat dan melempar bola tennis dengan tangan yang terkena stroke. Keinginan untuk sembuh secara instant dan saran dari kerabat, mendorong SB untuk menghentikan terapi medis dan beralih ke pengobatan lain yang sebagian besar tidak masuk akal (menurut beliau), tapi tidak memberikan dampak positif, justru menambah spastisitas / kekakuan pada anggota gerak kirinya.

4 bulan kemudian beliau bertemu temannya yang juga pernah stroke, sebut saja bapak MD. Mereka terlibat percakapan,
            MD      : pak SB, sudah berapa lama stroke ?
                           SB       : ( sambil latihan jongkok berdiri ) 6 bulan pak, lha bapak udah berapa lama ?
            MD      : Saya sudah satu tahun lebih, tapi jalan masih perlu tongkat dan saya masih susah untuk aktifitas di kamar mandi, soalnya ga bisa jongkok. Pak SB baru 6 bulan kok udah lepas tongkat, malah udah jauh lebih baik dari saya, berobat kemana pak mbok saya ikut..?
            SB       : saya sudah lepas tongkat dari 4 bulan yang lalu, waktu itu saya Cuma rajin ke rumah sakit untuk fisioterapi dan okupasi terapi.
Beberapa waktu kemudian SB bertemu ibu TN, terjadi percakapan serupa, dan akhirnya SB menarik kesimpulan bahwa pemulihan dan perkembangan gerak tubuhnya justru lebih banyak / efektif saat beliau rajin TERAPI di RSU. Dan kini, dengan penyesalan telah membuang waktu 4 bulan sia-sia, beliau kembali menjalani terapi, untuk memperbaiki pola jalan dan motorik halusnya. Sukses selalu pak SB……, bagi anda insan paska stroke, yakini satu metode pemulihan / terapi yang terpercaya, dan jalani dengan ketekunan dan kedisiplinan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar